Selasa, 27 Agustus 2013

SELAYANG PANDANG
Kabupaten Halmahera Utara


1.  Geografi

Wilayah Kabupaten Halmahera Utara terletak antara 1057 Lintang Utara - 3000’ Lintang Selatan dan 127017Bujur Timur - 129008’  Bujur Timur. Kabupaten Halmahera Utara berbatasan dengan :
Ø  Sebelah Utara dengan Kab. Pulau Morotai dan Samudra Pasifik
Ø  Sebelah Selatan dengan Kec. Jailolo Selatan Kab. Halmahera Barat
Ø  Sebelah Timur dengan Kec. Wasilei Kab. Halmahera Timur
Ø  Sebelah Barat dengan Kec. Loloda, Sahu, Ibu, Jailolo Kab. Halmahera Barat
Sebagaimana umumnya daerah Maluku Utara didominasi wilayah laut, Kabupaten Halmahera Utara sangat dipengaruhi oleh iklim laut karena mempunyai tipe iklim tropis yang terdiri dari dua musim (Utara-Barat dan Timur-Selatan) yang sering diselingi dengan dua kali masa pancaroba di setiap tahunnya.
Kabupaten Halmahera Utara terbentuk sejak tahun 2003 merupakan kabupaten pemekaran dari Kabupaten maluku Utara. Pada awal terbentuknya Kabupaten Halmahera Utara terdiri dari 9 Kecamatan dengan jumlah desa sebanyak 179 desa. Kemudian pada tahun 2009, Kabupaten halmahera Utara mekar menjadi dua kabupaten, yaitu Halmahera Utara dan Pulau Morotai. Pada saat pemekaran, Kabupaten halmahera Utara memiliki 17 Kecamatan dan 196 desa defenitif sementara Kabupaten Pulau Morotai memiliki 5 Kecamatan dan 64 desa defenitif.


Gambar. 4.1
Peta Kabupaten Halmahera Utara


    Sumber : Bappeda Halmahera Utara 2012




Tabel 4.1
Administrasi Wilayah
Kabupaten Halmahera Utara

NO
KECAMATAN
JUMLAH DESA
IBU KOTA
1
Tobelo
10
Gamsungi
2
Tobelo Tengah
9
Pitu
3
Tobelo Selatan
14
Kupa-Kupa
4
Tobelo Utara
11
Gorua
5
Tobelo Timur
6
Mawea
6
Tobelo Barat
5
Kusuri
7
Galela
6
Soasio
8
Galela Selatan
7
Soakonora
9
Galela Barat
9
Dokulamo
10
Galela Utara
12
Salimuli
11
Kao
19
Kao
12
Kao Barat
20
Tolabit
13
Kao Utara
11
Daru
14
Kao Teluk
11
Dum-Dum
15
Malifut
21
Ngofakiaha
16
Loloda Utara
15
Darume
17
Loloda Kepulauan
10
Dama
JUMLAH
196

     Sumber : Halmahera Utara Dalam Angka Tahun 2013
Luas wilayah Kabupaten Halmahera Utara 22.507,32 Km2, terdiri dari luas lautan 17.555,71 Km2 dan luas daratan 4.951,61 Km2.

2. Demografi

Jumlah penduduk Kabupaten Halmahera Utara pada tahun 2011 berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Halmahera Utara sebanyak 165.479 Jiwa  dengan tingkat pertumbuhan rata-rata sebesar 1,01 % per tahun selama 2006-2011. Hal ini menunjukan bahwa pertumbuhan penduduk disebabkan oleh selain tingkat fertilitas juga terjadi migrasi masuk. Dengan luas wilayah daratan 22.507,32 Km2 dengan luas daratan 3.132,30 Km2 dan jumlah penduduk sebanyak 165.479 Jiwa, maka rata-rata kepadatan penduduk Kabupaten Halmahera Utara pada tahun 2011 sebesar 52,82 jiwa per Km2. Sementara untuk wilayah yang tingkat kepadatan penduduknya tertinggi berada di Kecamatan Tobelo yakni 910,18 Jiwa/Km2 sedangkan kepadatan terendah di Kecamatan Kao Barat yakni 13,87 Jiwa/Km2.
Tabel 4.2
Jumlah Kepadatan Penduduk Kab. Halmahera Utara
Tahun 2011

No
Kecamatan
Jumlah Penduduk (Jiwa)
Luas Wilayah Daratan (Km2)
Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km2)
1
Kao Teluk
3.670.
135,40
27,10
2
Malifut
11.253
374,10
30,08
3
Kao
7.682
111,20
69,08
4
Kao Barat
8.274
596,70
13,87
5
Kao Utara
10.745
128,90
83,87
6
Tobelo Timur
6.424
120,0
53,53
7
Tobelo Barat
4.456
294,70
15,12
8
Tobelo Selatan
13.347
204,30
65,33
9
Tobelo Tengah
12,824
56,0
229,00
10
Tobelo
30,036
33,0
910,18
11
Tobelo Utara
9.932
100,40
98,92
12
Galela
7.556
138,70
54,48
13
Galela Selatan
7.659
84,50
90,64
14
Galela Barat
9.491
45,50
208,59
15
Galela Utara
7.211
255,30
28,25
16
Loloda Utara
8.821
390,40
22,59
17
Loloda Kepulauan
6.098
63,30
96,33
Jumlah Total
165.479
3.132,30
52,85
Sumber : BPS Kabupaten Halmahera Utara 2012

Tabel 4.3
Jumlah Penduduk Menurut Agama dan Kecamatan
Februari 2011

No
Kecamatan
Agama
Jumlah


Islam
Kristen
katolik
Hindu
Budha
Lainnya

1
Malifut
9.008
2.397
61
0
0
0
11.253
2
Kao
1.926
5.685
68
0
2
1
7.682
3
Kao Utara
76
10.630
39
0
0
0
10.745
4
Kao Barat
2.014
6.195
64
0
1
0
8.274
5
Kao Teluk
2.465
1.199
5
0
1
0
3.670
6
Tobelo
10.122
18.817
1.064
21
11
1
30.036
7
Tobelo Tengah
331
12.386
98
0
6
3
12.824
8
Tobelo Utara
7.297
2.632
2
0
1
0
9.932
9
Tobelo Selatan
800
12.528
16
0
0
3
13.347
10
Tobelo Timur
5
6.397
22
0
0
0
6.424
11
Tobelo Barat
940
3.510
6
0
0
0
4.456
12
Galela
6.433
1.118
2
1
2
0
7.556
13
Galela Utara
4.657
2.539
12
0
3
0
7.211
14
Galela Selatan
5.848
1.805
4
0
2
0
7.659
15
Galela Barat
4.632
4.817
41
0
1
1
9.491
16
Loloda Utara
2.739
6.071
11
0
1
0
8.821
17
Loloda Kepulauan
5.321
771
5
0
1
0
6.098

Jumlah
64.617
99.496
1.517
22
32
8
165.479
Sumber : BPS Kabupaten Halmahera Utara 2013

3.  Kondisi Perekonomian Kabupaten Halmahera Utara

a.  Indikator Ekonomi Makro

Indikator ekonomi makro daerah merupakan indikator yang sering digunakan untuk mengukur dan menjelaskan kondisi perekonomian daerah dari tahun ke tahun. Indikator ini meliputi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Pendapatan Perkapita dan pertumbuhan ekonomi daerah. Pencapaian dari indikator-indikator ini terjadi akibat akumulasi pencapaian kinerja berbagai sektor perekonomian yang melibatkan berbagai faktor produksi dalam transaksi barang dan jasa.
            Secara umum kinerja ekonomi Kabupaten Halmahera Utara menunjukan tingkat pencapaian yang baik. Sektor-sektor yang memberikan kontribusi yang besar terhadap PDRB Kabupaten Halmahera Utara antara lain sektor Pertanian, sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran dan sektor Industri Pengolahan. Pertumbuhan ini mengindikasikan bahwa aktifitas perekonomian masyarakat berjalan dengan baik. Produk Domestik Regional Bruto dan laju pertumbuhan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Halmahera Utara dapat dilihat  pada tabel 4.3 ini :
Tabel 4.3
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)  Menurut Lapangan Usaha
 Atas Dasar Harga Konstan
Kabupaten Halmahera Utara Tahun 2007 – 2011

No.
Sektor/Lapangan Usaha
TAHUN
2007
2008
2009
2010*
2011**
1.
Pertanian
163.067,32
172.405,41
149.325,11
166.800,19
180.059,20
2.
Pertambangan dan Penggalian
13.577,45
18.534,59
16.011,33
17.277,78
18.823,49
3
Industri Pengolahan
87.987,09
88.015,92
67.389,43
68.211,32
71.682,89
4
Listrik, Gas dan Air Minum
1.352,46
1.359,75
1.121,88
1.211,32
1.304,78
5
Bangunan
3.605,94
3.633,64
2.996,28
2.898,95
3.266,25
6
Perdagangan , Hotel dan Restoran
85.163,64
91.053,44
75.526,91
80.030,97
87.034,65
7
Pengangkutan dan Komunikasi
28.011,66
28.409,28
26.621,62
28.135,84
30.440,11
8
Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan
11.228,51
12.258,29
11.629,54
12.781,56
13.901,08
9.
Jasa-Jasa
19.923,34
20.828,61
18.003,06
19.489,61
20.972,86

PDRB
413.917,41
436.498,94
368.625,17
396.846,54
427.485,30
Sumber : BPS Kab. Halmahera Utara Tahun 2010
Ket : * Angka Sementara
         ** Angka sangat Sementara

Tabel di atas menunjukan bahwa Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan Kabupaten Halmahera Utara dengan tahun dasar 2000, terus menunjukan peningkatan yang signifikan, pada tahun 2007 sebesar Rp. 413.917,41  terus mengalami peningkatan tiap tahunnya hingga menjadi Rp. 436.498,41 pada tahun 2008 dan menjadi sebesar 368.625,17 pada tahun 2009 (setelah pemisahan Morotai), sektor pertanian masih memberikan kontribusi terbesar terhadap perekonomian Kabupaten Halmahera Utara tiap tahunnya disusul oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran.
Kinerja makro ekonomi Kabupaten Halmahera Utara selama kurun waktu lima tahun terakhir memperlihatkan bahwa kebijakan pembangunan ekonomi  yang dilaksanakan telah mampu membuat beberapa Indikator Makro Ekonomi tetap terjaga pada level yang optimal.
Secara umum kinerja ekonomi Kabupaten Halmahera Utara menunjukan tingkat pencapaian yang baik ini tercermin dari adanya upaya perbaikan iklim investasi baik swasta maupun pemerintah, terjaganya pertumbuhan ekonomi pada posisi trend peningkatan per tahun, turunnya angka Tingkat Pengganguran Terbuka (TPT) dan menurunnya jumlah penduduk miskin serta terjadi peningkatan pada angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Untuk mengukur perkembangan perekonomian suatu wilayah, metode pengukurannya terdiri dari beberapa indikator, salah satunya indikator utama makro ekonomi adalah pertumbuhan ekonomi yang dalam konteks lain dapat disebutkan sebagai tolak ukur keberhasilan dari pembangunan di bidang ekonomi pada suatu wilayah.
Pertumbuhan ekonomi menunjukan pertumbuhan produksi barang dan jasa di suatu wilayah perekonomian dan dalam selang waktu tertentu. Produksi tersebut diukur dalam nilai tambah (value added) yang diciptakan oleh sektor-sektor ekonomi di wilayah bersangkutan yang secara total dikenal sebagai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
Paradigma pembangunan saat ini tidak hanya menitikberatkan pada tingginya pertumbuhan ekonomi, namun pertumbuhan ekonomi yang tinggi diharapkan dapat memberi imbas pada rendahnya angka tingkat pengganguran, menurunnya jumlah penduduk miskin dan meningkatnya angka Indeks Pembangunan Manusia. Ketiga komponen tersebut dapat terlaksana jika distribusi pendapatan yang “berkualitas” dan adanya prioritas belanja pemerintah khususnya belanja Sosial Publik.
Dengan berkembangnya perekonomi Kabupaten Halmahera Utara tentunya akan berdampak pada peningkatan PDRB per kapita. Namun angka tersebut belum dapat menggambarkan penerimaan penduduk secara nyata dan merata karena masih dipengaruhi oleh kepemilikan faktor produksi serta kesenjangan pendapatan. Walaupun demikian angka tersebut dapat digunakan sebagai salah satu indikator untuk melihat rata-rata tingkat kesejahteraan penduduk suatu daerah. PDRB perkapita Kabupaten Halmahera Utara atas dasar harga konstan dalam kurun waktu tahun 2005-2009 mengalami kenaikan seiring dengan meningkatnya nilai PDRB. Pada tahun 2005, PDRB perkapita berdasarkan harga konstan Kabupaten Halmahera Utara mencapai Rp2.155.802,- meningkat menjadi Rp2.512.311,46 pada tahun 2009.
Pendapatan perkapita masyarakat dalam lima tahun terakhir mengalami peningkatan, dimana pada tahun 2005 sebesar Rp2.148.032,48 meningkat menjadi Rp2.193.061,64 pada tahun 2006 dan terus mengalami peningkatan pada tahun 2007 Rp2.227.973,70 sementara untuk tahun 2009 sebesar Rp2.055.500,12 jika dibandingkan dengan tahun 2007 terjadi penurunan namun sesungguhnya ada terjadi peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2008 hal mana dapat dijelaskan pada tahun 2008 dan 2009 sudah dilakukan pemisahan dengan Pulau Morotai.
Tabel 4.5
Kinerja Makro Ekonomi Kabupaten Halmahera Utara
Tahun 2005 – 2009

TAHUN
PERTUMBUHAN EKONOMI
Pendapatan
Perkapita (Rp.)
Berdasarkan Hrg Berlaku
Pendapatan
Perkapita (Rp.)
Berdasarkan Hrg Konstan
%
Jutaan Rupiah
2005
2006
2007
2008
2009
3,56
4,98
5,51
17,13
7,19
373.693,21
392.318,99
413.917,41
436.498,94
368.625,17
2.351.057,00
2.526.874,73
2.695.613,40
3.077.173,56
4.048.625,45
1.951.341,00
1.979.863,03
1.984.062,98
2.172.945,16
2.256.456,08
Sumber : BPS Kab. Halmahera Utara 2012

b.  Laju Inflasi Kabupaten

Indikator makro ekonomi lain yang digunakan untuk mengetahui keberhasilan pembangunan ekonomi adalah inflasi, maka dari inflasi adalah persentase tingkat kenaikan harga sejumlah barang dan jasa yang secara umum dikonsumsi rumah tangga. Perkembangan harga dan jasa ini berdampak langsung terhadap tingkat daya beli dan biaya hidup masyarakat serta berhubungan dengan produktivitas ekonomi.
Inflasi di Kabupaten Halmahera Utara terakhir mengalami fluktuaktif dimana pada tahun 2005, 2006, 2007 dan 2008 inflasi cukup tinggi melebihi 10%, ini disebabkan oleh pengaruh faktor eksternal seperti kenaikan harga BBM. Dari berbagai kelompok pengeluaran rata-rata yang menjadi penyumbang terbesar bagi terjadinya inflasi di Kabupaten Halmahera Utara adalah kelompok bahan makanan, ini tidak terlepas dari faktor alam yang kadang menyebabkan ketersediaan komoditi dari kelompok bahan makanan menjadi langka, misalnya komoditi dari kelompok bahan makanan menjadi langka, misalnya komoditi ikan dan lain-lain. Pada tahun 2009 laju inflasi Kabupaten Halmahera Utara kembali stabil yaitu sebesar 4.34% dan untuk bulan Februari 2010 Kabupaten Halmahera Utara mengalami deflasi sebesar 3.4% sedangkan nasional mengalami inflasi 0.30%.
c.  Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Sebagai bagian dari keberhasilan pembangunan di bidang sosial yang berhubungan dengan bidang ekonomi diperlukan suatu indikator yang dapat menunjukkan tingkat pencapaian pembangunan manusia pada suatu wilayah yang dikenal dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Indeks Pembangunan Manusia dihitung dengan tiga indeks yaitu Indeks Kesehatan, Indeks Pendidikan dan Indeks pendapatan. Dari hasil perhitungan IPM ini menunjukan bahwa program dan kebijakan pembangunan yang dilaksanakan selama ini khususnya di Bidang Pendidikan dan Kesehatan telah berdampak pada tingkat kesejahteraan masyarakat, seperti yang tergambar pada angka indeks pendapatan yang menunjukan adanya kenaikan daya beli masyarakat, seperti yang tergambar pada angka Indeks Pendapatan Manusia tersebut. Selain itu terjadi kenaikan pada indeks pendapatan yang menunjukan adanya kenaikan daya beli masyarakat, hal ini sejalan dengan pencapaian pertumbuhan ekonomi.


Tabel 4.6
IPM dan Angka Harapan Hidup Kabupaten Halmahera Utara
 Tahun 2007-2010

Tahun
Indeks
Pembangunan
Manusia
(%)
Angka
Harapan
Hidup
2007
66,58
64,92
2008
67,18
65,23
2009
67,57
65,55
2010
67,96
65,55
Sumber : BPS  Kab. Halmahera Utara 2012

d.  Pemberantasan Kemiskinan

Data angka kemiskinan di Kabupaten Halmahera Utara selama periode tahun 2005-2010 menunjukan kecenderungan menurun. Data BPS menunjukan bahwa kemiskinan pada tahun 2005 tercatat sebesar 152.564 jiwa (88%) dan berkurang menjadi 21.023 jiwa (12%) pada tahun 2009. Tantangan dalam lima tahun mendatang adalah menurunkan angka kemiskinan melalui berbagai kebijakan.
Tabel 4.7
Jumlah Penduduk Miskin
Di Kabupaten Halmahera Utara

Tahun
Jumlah
Penduduk (Jiwa)
Jumlah
Penduduk Miskin
(Jiwa)
%
2005
2006
2007
2008
2009
2010
173.970
178.891
185.782
223.222
179.336
161.121
152.564
120.413
92.157
88.843
21.023
17.723*
88
67
50
40
12
11
Sumber : BPS Kab. Halmahera Utara 2010
Ket : *) angka sementara


3.  Kondisi Pelayanan Umum

a.  Pendidikan

Konteks pembangunan pendidikan seutuhnya diarahkan pada upaya pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan pada semua tingkatan pendidikan diseluruh wilayah Kabupaten Halmahera Utara sekaligus melahirkan sumber daya manusia yang dapat menjawab tuntutan kebutuhan pasar tenaga kerja baik lokal maupun nasional bahkan internasional.
Tingkat keberhasilan pendidikan umumnya diukur dengan berbagai indikator, salah satu diantaranya adalah pada capaian angka partisipasi siswa pada semua jenjang pendidikan. Angka Partisipasi Kasar (APK) penduduk berusia 7-12 tahun (SD) pada tahun 2010 adalah sebesar 99,64%, untuk Angka Partisipasi Murni (APM) sebesar 99,40% dan Angka Putus sekolah sebesar %. Sedangkan APK kelompok usia 13-15 tahun (SMP) adalah sebesar 93,25%, untuk Angka Partisipasi Murni (APM) sebesar 99,40% dan Angka Putus Sekolah sebesar %. Dan APK untuk usia 16-18 tahun (SMA/SMK) sebesar 91,24%, dan untuk Angka Partisipasi Murni (APM) sebesar 81,15%.
Tabel 4.8
Angka Partisipasi Kasar (APK), Angka Partisipasi Murni (APM)
Kabupaten Halmahera Tahun 2005-2010

Tahun
SD
SMP
SMA/SMK
APK
APM
APK
APM
APK
APM
2005
93,22
95,38
86,17
83,22
82,40
74,36
2006
94,82
96,43
88,24
84,17
85,65
75,41
2007
95,40
97,38
90,15
85,35
87,24
76,85
2008
97,25
98,70
91,72
86,67
89,21
78,58
2009
99,64
99,34
93,25
87,92
90,78
87,92
2010
99,64
99,40
93,25
99,40
91,24
81,15
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kab. Halmahera Utara 2012
Keberhasilan pendidikan umum ditentukan oleh ketersediaan infrastruktur sarana dan prasarana pendidikan yang ditopang dengan ketersediaan tenaga kependidikan yang handal disertai tingkat partisipasi berbagai komponen atau elemen pendukung lainnya secara terintregrasi dalam manajemen pengembangan kependidikan.
Tabel. 4.9
Jumlah Sarana dan Prasarana Pendidikan,
Tenaga Pengajar dan Jumlah Siswa
Kabupaten Halmahera Utara Tahun 2005-2010

Tahun
SD
SMP
SMU/SMK Sederajat
Jumlah
SD
Jumlah Guru
Jumlah
Siswa
Jumlah
SMP
Jumlah Guru
Jumlah
Siswa
Jumlah
SMA/SMK
Sederajat
Jumlah Guru
Jumlah
Siswa
2005
176
1381
22.151
30
287
7.843
18
245
3.021
2006
176
1381
22.151
30
287
7.843
21
293
3.736
2007
181
1432
26.491
34
399
8.894
21
305
7.359
2008
183
1566
26.548
34
540
9.622
21
405
6.197
2009
186
1613
29.763
33
629
9.496
27
370
7.353
2010
190
1711
30.088
39
747
10.352
30
405
7.597
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kab. Halmahera Utara 2012
Tabel 4.10
Persentase Tingkat Kelulusan
TAHUN
TINGKAT CAPAIAN
KET
SD
SMP
SMA
SMK
2006
86,22
77,9
64,04
46,38

2007
87,35
65,41
86,52
88,54

2008
99,35
94,45
93,54
96,29

2009
100
94,04
98,34
66,22

2010
99,99
84,66
62,25
70,61

Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kab. Halmahera Utara 2012

Persebaran jumlah sekolah SD di Kabupaten Halmahera Utara sampai dengan tahun 2010 sebanyak 190 unit (131 Negeri dan 59 Swasta). Sementara tenaga pengajar SD sebanyak 1711 orang (1.284 PNS dan 427 Non PNS), sedangkan jumlah siswa 30.088 orang. Rasio guru terhadap murid sebesar 0,05% artinya setiap guru melayani 17-18 orang murid.
Pada jenjang pendidikan SMP, pada tahun 2010 gedung sekolah yang terbangun sebanyak 39 unit (22 Negeri dan 17 Swasta). Jumlah guru sebanyak 747 orang (604 PNS dan 143 Non PNS), sedangkan jumlah siswa sebanyak 10.352 orang. Rasio guru terhadap murid 0,07% atau 13-14 siswa dilayani oleh seorang guru.
Untuk jenjang pendidikan SMA dan SMK, pada tahun 2010 bangunan sekolah yang tersedia sebanyak 30 unit (6 Negeri dan 24 Swasta), jumlah guru sebanyak 405 orang (335 PNS dan 70 Non PNS), sedangkan jumlah siswa sebanyak 7.597 orang. Rasio guru terhadap murid yakni 1 guru melayani 18-19 murid.
b.  Kesehatan

Penyediaan layanan kesehatan yang terjangkau dan bermutu merupakan salah satu upaya meningkatkan mutu sumber daya manusia, mengatasi kemiskinan dan membangun pondasi pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.
Pencapaian program peningkatan derajat kesehatan di Kabupaten Halmahera Utara juga belum maksimal terlihat dari beberapa indikator program misalnya pada tahun 2005 angka kematian ibu 9 dari 4.549 ibu hamil dan angka kematian bayi sebesar 47 bayi dari 3.623 kelahiran. Jika dilihat dari jumlah kematian masih tinggi, hal ini disebabkan karena pengetahuan ibu tentang ibu hamil belum maksimal dan lebih suka melakukan pemeriksanaan kehamilan kepada dukun bayi dan lebih banyak yang meninggal dunia. Ibu hamil yang mengalami kerentaan tersebut, seringkali lambat dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih baik karena tempat tinggalnya berada di luar Kabupaten Halmahera Utara. Pada tahun 2006 angka kematian ibu jumlahnya 7 dari 5.415 ibu hamil, angka kematian bayi sebesar 42 bayi dari 3.392 kelahiran hidup. Tahun 2007 cenderung menurun yakni angka kematian ibu jumlahnya 7 dari 5.519 ibu hamil, angka kematian bayi 41 dari 3.428 kelahiran hidup. Tahun 2008, angka kematian ibu jumlahnya 3 dari 5.317 ibu hamil, angka kematian bayi 52 dari 1.009 kelahiran hidup. Tahun 2009, angka kematian ibu hamil menurun menjadi 5 ibu hamil dari 5.366 ibu hamil, angka kematian bayi 48 dari 840 orang kelahiran hidup. Tahun 2010, angka kematian ibu hamil menurun menjadi 4 ibu hamil dari 3.375 ibu hamil, angka kematian bayi 22 dari 3.309 orang kelahiran hidup.


Tabel 4.11
Persalinan, Angka Kematian Bumil
dan Angka Kematian Bayi

Tahun
Jumlah
Ibu Hamil
Jumlah Kematian
Ibu Melahirkan
Prosentase
Kematian Bumil
Jumlah Kelahiran Bayi
Jumlah Kematian
Bayi
Prosentase
Kematian Bayi
2005
4589
9
0,20%
3623
47
1,30%
2006
5415
7
0,13%
3392
42
1,24%
2007
5519
7
0,13%
3428
41
1,20%
2008
5317
3
0,06%
1009
52
5,15%
2009
5366
5
0,09%
8040
48
0,60%
2010
3375
4
0,12%
3309
22
0,66%
Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Halmahera Utara 2012

Begitupula pada angka kesakitan pada tahun 2005 akibat ISPA 17.570 orang, malaria klinis sebesar 9.517 orang, positif malaria 708 orang, DBD tidak ditemukan, sedangkan HIV/AIDS belum ditemukan dan Gizi buruk 18 orang. Penderita ISPA pada tahun 2006-2008 mengalami kenaikan yaitu tahun 2006 dengan angka 21.376 orang, tahun 2007 dengan angka 2.484 orang dan di tahun 2008 mengalami penurunan menjadi 20.867 orang dan terus menurun sampai di tahun 2009-2010 yaitu 18.415 dan 16.959 orang. Penderita malaria klinis cenderung menurun pada tahun 2006 yakni 6.783 orang, tahun 2007 naik lagi menjadi 11.289 orang, tahun 2008 menurun drastis hingga mencapai angka 5.823 orang, tahun 2009 turun menjadi 2.836 orang dan pada tahun 2010 mengalami kenaikan menjadi 4.693 orang. Sama halnya dengan penderita positif malaria yang menunjukan gejala penurunan tahun 2006 yakni 382 orang, tahun 2007 mengalami peningkatan 2.193 orang, tahun 2008 terjadi penurunan menjadi 986 orang, tahun 2009 naik menjadi 1.387 tetapi kemudian menurun lagi di tahun 2010 menjadi 1.196 orang. Penderita DBD untuk tahun 2005-2007 tidak ditemukan angka kesakitan, nanti di tahun 2008 tercatat 23 orang penderita kemudian meningkat di tahun 2009 menjadi 29 orang dan tahun 2010 mengalami peningkatan yang cukup tinggi yakni sebanyak 194 orang. Gejala mengejutkan terdapat pada tahun 2010 yakni penderita HIV/AIDS sebanyak 6 orang. Penderita penyakit malaria dan DBD masih tinggi karena kepedulian masyarakat tentang lingkungan masih rendah begitu pula dengan perilaku hidup bersih dan sehat belum dipahami secara utuh.
Penderita gizi buruk pada tahun 2005 masih tinggi karena pengetahuan tentang gizi dan perkembangan anak belum maksimal, ditambah lagi dengan tingkat pendapatan masyarakat yang masih rendah sehingga mempengaruhi kualitas dan perkembangan anak. Untuk tahun 2006 terdapat 5 orang yang mangalami gizi buruk, tahun 2007 tercatat 4 orang yang mengalami gizi buruk, tahun 2008 mengalami kenaikan menjadi 11 orang penderita dan turun lagi di tahun 2009-2010 yaitu menjadi 5 dan 3 orang, hal ini mengindikasikan bahwa pengetahuan tentang gizi dan perkembangan anak sudah semakin membaik.

Tabel 4.12
Angka Kesakitan
Di Kab. Halmahera Utara

Tahun
ISPA
Malaria Klinis
Positif Malaria
DBD
HIV/AIDS
Gizi Buruk
2005
-
9517
708
-
-
18
2006
21376
6783
382
-
-
5
2007
25484
11289
2193
-
-
4
2008
20867
5823
986
23
-
11
2009
18415
2836
1387
29
-
5
2010
16959
4693
1196
194
6
3
Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Halmahera Utara 2012

Kondisi Kabupaten Halmahera Utara pada awal pembentukan kabupaten, baru saja selesai dilanda kerusuhan horizontal dimana pada saat itu infrastruktur di Kabupaten Halmahera Utara sebagian mengalami kerusakan. Sarana pelayanan kesehatan masih terbatas sehingga akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan juga mengalami keterbatasan. Pada tahun 2010 jumlah sarana pelayanan kesehatan yakni Puskesmas sebanyak 14 unit (rawat jalan 12 unit, rawat inap 2 unit), Puskesmas Pembantu 49 Unit, Polindes 22 Unit dan Pusling 105 Unit.
Jumlah sarana dan prasarana kesehatan yang tersedia belum menjangkau semua masyarakat di Kabupaten Halmahera Utara yang tersebar di beberapa kecamatan. Ini disebabkan karena dana pemerintah untuk membangun sarana dan prasarana relatif masih terbatas, sehingga pembangunan sarana dan prasarana kesehatan belum menjangkau seluruh masyarakat Kabupaten Halmahera Utara. Fasilitas kesehatan Puskesmas selama tahun 2005-2010 mengalami peningkatan yaitu dari 10 Unit menjadi 14 Unit, Puskesmas Pembantu (PUSTU) juga meningkat pada tahun 2005-2010 dari 31 PUSTU menjadi 49 PUSTU, Polindes juga mengalami peningkatan pada tahun 2005-2010 dari 18 unit menjadi 22 unit dan Pusling cenderung naik dari 90 pusling tahun 2005 menjadi 105 di tahun 2010.
Tabel 4.13
Jumlah Sarana dan Prasarana Kesehatan
Di Kab. Halmahera Utara

Tahun
Rumah
Sakit
Puskesmas
Puskesmas Pembantu
Polindes
Pusling
Rawat Jalan
Rawat Inap
2005
3
8
2
31
18
90
2006
3
8
2
37
18
90
2007
4
7
3
39
20
125
2008
4
9
3
40
22
125
2009
4
12
2
49
22
105
2010
5
15
2
49
22
105
       Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Halmahera Utara 2012


Bagi pedagang farmasi, toko obat dan apotek cenderung meningkat. Toko obat di Kabupaten Halmahera Utara berjumlah 8 toko obat (tahun 2006), 10 toko obat (tahun 2007), 13 toko obat (tahun 2008), 11 toko obat (tahun 2009) dan 9 toko obat (tahun 2010), sedangkan untuk apotek sebanyak 4 apotek (tahun 2005-2006), 5 apotek (2007), 6 apotek (2008-2009) dan 7 apotek (tahun 2010). Pada tahun 2005-2008 belum terdapat pedagang farmasi di Kabupaten Halmahera Utara, baru pada tahun 2009-2010 hanya terdapat 1 pedagang farmasi.