SELAYANG PANDANG
Kabupaten Halmahera Utara
1.
Geografi
Wilayah Kabupaten Halmahera Utara terletak antara 1057’
Lintang Utara - 3000’ Lintang Selatan dan 127017’ Bujur
Timur - 129008’ Bujur Timur.
Kabupaten Halmahera Utara berbatasan dengan :
Ø
Sebelah
Utara dengan Kab. Pulau Morotai dan Samudra Pasifik
Ø
Sebelah
Selatan dengan Kec. Jailolo Selatan Kab. Halmahera Barat
Ø
Sebelah
Timur dengan Kec. Wasilei Kab. Halmahera Timur
Ø
Sebelah
Barat dengan Kec. Loloda, Sahu, Ibu, Jailolo Kab. Halmahera Barat
Sebagaimana umumnya daerah Maluku Utara didominasi
wilayah laut, Kabupaten Halmahera Utara sangat dipengaruhi oleh iklim laut
karena mempunyai tipe iklim tropis yang terdiri dari dua musim (Utara-Barat dan
Timur-Selatan) yang sering diselingi dengan dua kali masa pancaroba di setiap
tahunnya.
Kabupaten Halmahera Utara terbentuk
sejak tahun 2003 merupakan kabupaten pemekaran dari Kabupaten maluku Utara.
Pada awal terbentuknya Kabupaten Halmahera Utara terdiri dari 9 Kecamatan
dengan jumlah desa sebanyak 179 desa. Kemudian pada tahun 2009, Kabupaten
halmahera Utara mekar menjadi dua kabupaten, yaitu Halmahera Utara dan Pulau
Morotai. Pada saat pemekaran, Kabupaten halmahera Utara memiliki 17 Kecamatan
dan 196 desa defenitif sementara Kabupaten Pulau Morotai memiliki 5 Kecamatan
dan 64 desa defenitif.
Gambar. 4.1
Peta Kabupaten Halmahera Utara
Sumber
: Bappeda Halmahera Utara 2012
Tabel 4.1
Administrasi
Wilayah
Kabupaten
Halmahera Utara
NO
|
KECAMATAN
|
JUMLAH DESA
|
IBU KOTA
|
1
|
Tobelo
|
10
|
Gamsungi
|
2
|
Tobelo Tengah
|
9
|
Pitu
|
3
|
Tobelo Selatan
|
14
|
Kupa-Kupa
|
4
|
Tobelo Utara
|
11
|
Gorua
|
5
|
Tobelo Timur
|
6
|
Mawea
|
6
|
Tobelo Barat
|
5
|
Kusuri
|
7
|
Galela
|
6
|
Soasio
|
8
|
Galela Selatan
|
7
|
Soakonora
|
9
|
Galela Barat
|
9
|
Dokulamo
|
10
|
Galela Utara
|
12
|
Salimuli
|
11
|
Kao
|
19
|
Kao
|
12
|
Kao Barat
|
20
|
Tolabit
|
13
|
Kao Utara
|
11
|
Daru
|
14
|
Kao Teluk
|
11
|
Dum-Dum
|
15
|
Malifut
|
21
|
Ngofakiaha
|
16
|
Loloda Utara
|
15
|
Darume
|
17
|
Loloda Kepulauan
|
10
|
Dama
|
JUMLAH
|
196
|
|
Sumber : Halmahera Utara
Dalam Angka Tahun 2013
Luas wilayah Kabupaten Halmahera Utara 22.507,32 Km2,
terdiri dari luas lautan 17.555,71 Km2 dan luas daratan 4.951,61 Km2.
2. Demografi
Jumlah penduduk Kabupaten Halmahera Utara pada tahun 2011 berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Halmahera
Utara sebanyak 165.479 Jiwa dengan tingkat pertumbuhan
rata-rata sebesar 1,01 % per tahun selama 2006-2011. Hal ini menunjukan bahwa pertumbuhan penduduk
disebabkan oleh selain tingkat fertilitas juga terjadi migrasi masuk.
Dengan luas wilayah
daratan 22.507,32 Km2 dengan luas daratan 3.132,30 Km2 dan
jumlah penduduk sebanyak 165.479 Jiwa, maka rata-rata kepadatan penduduk Kabupaten
Halmahera Utara pada tahun 2011 sebesar 52,82 jiwa per Km2. Sementara untuk wilayah yang
tingkat kepadatan penduduknya tertinggi berada di Kecamatan Tobelo yakni 910,18 Jiwa/Km2 sedangkan kepadatan terendah di
Kecamatan Kao Barat yakni 13,87 Jiwa/Km2.
Tabel 4.2
Jumlah Kepadatan Penduduk Kab. Halmahera Utara
Tahun 2011
No
|
Kecamatan
|
Jumlah Penduduk (Jiwa)
|
Luas Wilayah Daratan (Km2)
|
Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km2)
|
1
|
Kao Teluk
|
3.670.
|
135,40
|
27,10
|
2
|
Malifut
|
11.253
|
374,10
|
30,08
|
3
|
Kao
|
7.682
|
111,20
|
69,08
|
4
|
Kao Barat
|
8.274
|
596,70
|
13,87
|
5
|
Kao Utara
|
10.745
|
128,90
|
83,87
|
6
|
Tobelo Timur
|
6.424
|
120,0
|
53,53
|
7
|
Tobelo Barat
|
4.456
|
294,70
|
15,12
|
8
|
Tobelo Selatan
|
13.347
|
204,30
|
65,33
|
9
|
Tobelo Tengah
|
12,824
|
56,0
|
229,00
|
10
|
Tobelo
|
30,036
|
33,0
|
910,18
|
11
|
Tobelo Utara
|
9.932
|
100,40
|
98,92
|
12
|
Galela
|
7.556
|
138,70
|
54,48
|
13
|
Galela Selatan
|
7.659
|
84,50
|
90,64
|
14
|
Galela Barat
|
9.491
|
45,50
|
208,59
|
15
|
Galela Utara
|
7.211
|
255,30
|
28,25
|
16
|
Loloda Utara
|
8.821
|
390,40
|
22,59
|
17
|
Loloda Kepulauan
|
6.098
|
63,30
|
96,33
|
Jumlah Total
|
165.479
|
3.132,30
|
52,85
|
Sumber : BPS Kabupaten Halmahera Utara 2012
Tabel 4.3
Jumlah
Penduduk Menurut Agama dan Kecamatan
Februari
2011
No
|
Kecamatan
|
Agama
|
Jumlah
|
|
|
Islam
|
Kristen
|
katolik
|
Hindu
|
Budha
|
Lainnya
|
|
1
|
Malifut
|
9.008
|
2.397
|
61
|
0
|
0
|
0
|
11.253
|
2
|
Kao
|
1.926
|
5.685
|
68
|
0
|
2
|
1
|
7.682
|
3
|
Kao Utara
|
76
|
10.630
|
39
|
0
|
0
|
0
|
10.745
|
4
|
Kao Barat
|
2.014
|
6.195
|
64
|
0
|
1
|
0
|
8.274
|
5
|
Kao Teluk
|
2.465
|
1.199
|
5
|
0
|
1
|
0
|
3.670
|
6
|
Tobelo
|
10.122
|
18.817
|
1.064
|
21
|
11
|
1
|
30.036
|
7
|
Tobelo Tengah
|
331
|
12.386
|
98
|
0
|
6
|
3
|
12.824
|
8
|
Tobelo Utara
|
7.297
|
2.632
|
2
|
0
|
1
|
0
|
9.932
|
9
|
Tobelo Selatan
|
800
|
12.528
|
16
|
0
|
0
|
3
|
13.347
|
10
|
Tobelo Timur
|
5
|
6.397
|
22
|
0
|
0
|
0
|
6.424
|
11
|
Tobelo Barat
|
940
|
3.510
|
6
|
0
|
0
|
0
|
4.456
|
12
|
Galela
|
6.433
|
1.118
|
2
|
1
|
2
|
0
|
7.556
|
13
|
Galela Utara
|
4.657
|
2.539
|
12
|
0
|
3
|
0
|
7.211
|
14
|
Galela Selatan
|
5.848
|
1.805
|
4
|
0
|
2
|
0
|
7.659
|
15
|
Galela Barat
|
4.632
|
4.817
|
41
|
0
|
1
|
1
|
9.491
|
16
|
Loloda Utara
|
2.739
|
6.071
|
11
|
0
|
1
|
0
|
8.821
|
17
|
Loloda Kepulauan
|
5.321
|
771
|
5
|
0
|
1
|
0
|
6.098
|
|
Jumlah
|
64.617
|
99.496
|
1.517
|
22
|
32
|
8
|
165.479
|
Sumber : BPS Kabupaten Halmahera Utara
2013
3. Kondisi
Perekonomian Kabupaten Halmahera Utara
a. Indikator Ekonomi Makro
Indikator ekonomi makro
daerah merupakan indikator yang sering digunakan untuk mengukur dan menjelaskan
kondisi perekonomian daerah dari tahun ke tahun. Indikator ini meliputi Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB), Pendapatan Perkapita dan pertumbuhan ekonomi
daerah. Pencapaian dari indikator-indikator ini terjadi akibat akumulasi
pencapaian kinerja berbagai sektor perekonomian yang melibatkan berbagai faktor
produksi dalam transaksi barang dan jasa.
Secara
umum kinerja ekonomi Kabupaten Halmahera Utara menunjukan tingkat pencapaian
yang baik. Sektor-sektor yang memberikan
kontribusi yang besar terhadap PDRB Kabupaten Halmahera Utara antara lain
sektor Pertanian, sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran dan sektor Industri
Pengolahan. Pertumbuhan ini mengindikasikan bahwa aktifitas perekonomian
masyarakat berjalan dengan baik. Produk Domestik Regional Bruto dan laju
pertumbuhan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Halmahera Utara dapat dilihat pada tabel 4.3 ini :
Tabel 4.3
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Menurut Lapangan Usaha
Atas Dasar Harga
Konstan
Kabupaten Halmahera Utara Tahun 2007 – 2011
No.
|
Sektor/Lapangan
Usaha
|
TAHUN
|
2007
|
2008
|
2009
|
2010*
|
2011**
|
1.
|
Pertanian
|
163.067,32
|
172.405,41
|
149.325,11
|
166.800,19
|
180.059,20
|
2.
|
Pertambangan dan Penggalian
|
13.577,45
|
18.534,59
|
16.011,33
|
17.277,78
|
18.823,49
|
3
|
Industri Pengolahan
|
87.987,09
|
88.015,92
|
67.389,43
|
68.211,32
|
71.682,89
|
4
|
Listrik, Gas dan Air Minum
|
1.352,46
|
1.359,75
|
1.121,88
|
1.211,32
|
1.304,78
|
5
|
Bangunan
|
3.605,94
|
3.633,64
|
2.996,28
|
2.898,95
|
3.266,25
|
6
|
Perdagangan , Hotel dan Restoran
|
85.163,64
|
91.053,44
|
75.526,91
|
80.030,97
|
87.034,65
|
7
|
Pengangkutan dan Komunikasi
|
28.011,66
|
28.409,28
|
26.621,62
|
28.135,84
|
30.440,11
|
8
|
Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan
|
11.228,51
|
12.258,29
|
11.629,54
|
12.781,56
|
13.901,08
|
9.
|
Jasa-Jasa
|
19.923,34
|
20.828,61
|
18.003,06
|
19.489,61
|
20.972,86
|
|
PDRB
|
413.917,41
|
436.498,94
|
368.625,17
|
396.846,54
|
427.485,30
|
Sumber : BPS Kab. Halmahera Utara Tahun 2010
Ket : * Angka Sementara
** Angka sangat Sementara
Tabel
di atas menunjukan bahwa Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga
konstan Kabupaten Halmahera Utara dengan tahun dasar 2000, terus menunjukan
peningkatan yang signifikan, pada tahun 2007 sebesar Rp. 413.917,41 terus mengalami
peningkatan tiap tahunnya hingga menjadi Rp. 436.498,41 pada tahun 2008 dan
menjadi sebesar 368.625,17 pada tahun 2009 (setelah pemisahan Morotai), sektor
pertanian masih memberikan kontribusi terbesar terhadap perekonomian Kabupaten
Halmahera Utara tiap tahunnya disusul oleh sektor perdagangan, hotel dan
restoran.
Kinerja makro ekonomi Kabupaten Halmahera Utara selama
kurun waktu lima tahun terakhir memperlihatkan bahwa kebijakan pembangunan
ekonomi yang dilaksanakan telah mampu
membuat beberapa Indikator Makro Ekonomi tetap terjaga pada level yang optimal.
Secara umum kinerja ekonomi Kabupaten Halmahera Utara
menunjukan tingkat pencapaian yang baik ini tercermin dari adanya upaya
perbaikan iklim investasi baik swasta maupun pemerintah, terjaganya pertumbuhan ekonomi pada posisi trend peningkatan
per tahun, turunnya angka Tingkat Pengganguran Terbuka (TPT) dan menurunnya
jumlah penduduk miskin serta terjadi peningkatan
pada angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Untuk mengukur perkembangan perekonomian suatu wilayah,
metode pengukurannya terdiri dari beberapa indikator, salah satunya indikator
utama makro ekonomi adalah pertumbuhan ekonomi yang dalam konteks lain dapat
disebutkan sebagai tolak ukur keberhasilan dari pembangunan di bidang ekonomi
pada suatu wilayah.
Pertumbuhan ekonomi menunjukan pertumbuhan produksi
barang dan jasa di suatu wilayah perekonomian dan dalam selang waktu tertentu.
Produksi tersebut diukur dalam nilai tambah (value added) yang
diciptakan oleh sektor-sektor ekonomi di wilayah bersangkutan yang secara total
dikenal sebagai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
Paradigma
pembangunan saat ini tidak hanya menitikberatkan pada tingginya pertumbuhan
ekonomi, namun pertumbuhan ekonomi yang tinggi diharapkan dapat memberi imbas
pada rendahnya angka tingkat pengganguran, menurunnya jumlah penduduk miskin
dan meningkatnya angka Indeks Pembangunan Manusia. Ketiga komponen tersebut
dapat terlaksana jika distribusi pendapatan yang “berkualitas” dan adanya
prioritas belanja pemerintah khususnya belanja Sosial Publik.
Dengan
berkembangnya perekonomi Kabupaten Halmahera Utara tentunya akan berdampak pada
peningkatan PDRB per kapita. Namun angka tersebut belum dapat menggambarkan
penerimaan penduduk secara nyata dan merata karena masih dipengaruhi oleh
kepemilikan faktor produksi serta kesenjangan pendapatan. Walaupun demikian
angka tersebut dapat digunakan sebagai salah satu indikator untuk melihat
rata-rata tingkat kesejahteraan penduduk suatu daerah.
PDRB perkapita Kabupaten Halmahera Utara atas dasar harga konstan dalam
kurun waktu tahun 2005-2009 mengalami kenaikan seiring dengan meningkatnya
nilai PDRB. Pada tahun 2005, PDRB perkapita
berdasarkan harga konstan Kabupaten Halmahera Utara mencapai Rp2.155.802,-
meningkat menjadi Rp2.512.311,46 pada tahun 2009.
Pendapatan
perkapita masyarakat dalam lima tahun terakhir mengalami peningkatan, dimana
pada tahun 2005 sebesar Rp2.148.032,48 meningkat menjadi Rp2.193.061,64 pada
tahun 2006 dan terus mengalami peningkatan pada tahun 2007 Rp2.227.973,70
sementara untuk tahun 2009 sebesar Rp2.055.500,12 jika dibandingkan dengan
tahun 2007 terjadi penurunan namun sesungguhnya ada terjadi peningkatan jika
dibandingkan dengan tahun 2008 hal mana dapat dijelaskan pada tahun 2008 dan
2009 sudah dilakukan pemisahan dengan Pulau Morotai.
Tabel 4.5
Kinerja Makro Ekonomi Kabupaten Halmahera Utara
Tahun 2005 – 2009
TAHUN
|
PERTUMBUHAN
EKONOMI
|
Pendapatan
Perkapita
(Rp.)
Berdasarkan
Hrg Berlaku
|
Pendapatan
Perkapita
(Rp.)
Berdasarkan
Hrg Konstan
|
%
|
Jutaan Rupiah
|
2005
2006
2007
2008
2009
|
3,56
4,98
5,51
17,13
7,19
|
373.693,21
392.318,99
413.917,41
436.498,94
368.625,17
|
2.351.057,00
2.526.874,73
2.695.613,40
3.077.173,56
4.048.625,45
|
1.951.341,00
1.979.863,03
1.984.062,98
2.172.945,16
2.256.456,08
|
Sumber : BPS Kab. Halmahera Utara
2012
b. Laju Inflasi Kabupaten
Indikator makro ekonomi lain yang digunakan
untuk mengetahui keberhasilan pembangunan ekonomi adalah inflasi, maka dari
inflasi adalah persentase tingkat kenaikan harga sejumlah barang dan jasa yang
secara umum dikonsumsi rumah tangga. Perkembangan harga dan jasa ini berdampak
langsung terhadap tingkat daya beli dan biaya hidup masyarakat serta
berhubungan dengan produktivitas ekonomi.
Inflasi di Kabupaten Halmahera Utara terakhir mengalami fluktuaktif dimana
pada tahun 2005, 2006, 2007 dan 2008 inflasi cukup tinggi melebihi 10%, ini
disebabkan oleh pengaruh faktor eksternal seperti kenaikan harga BBM. Dari
berbagai kelompok pengeluaran rata-rata yang menjadi penyumbang terbesar bagi
terjadinya inflasi di Kabupaten Halmahera Utara adalah kelompok bahan makanan,
ini tidak terlepas dari faktor alam yang kadang menyebabkan ketersediaan komoditi
dari kelompok bahan makanan menjadi langka, misalnya komoditi dari kelompok
bahan makanan menjadi langka, misalnya komoditi ikan dan lain-lain. Pada tahun
2009 laju inflasi Kabupaten Halmahera Utara kembali stabil yaitu sebesar 4.34% dan
untuk bulan Februari 2010 Kabupaten Halmahera Utara mengalami deflasi sebesar 3.4% sedangkan nasional mengalami inflasi 0.30%.
c. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Sebagai bagian dari keberhasilan pembangunan di bidang sosial yang
berhubungan dengan bidang ekonomi diperlukan suatu indikator yang dapat menunjukkan tingkat
pencapaian pembangunan manusia pada suatu wilayah yang dikenal dengan Indeks
Pembangunan Manusia (IPM). Indeks Pembangunan Manusia dihitung dengan tiga
indeks yaitu Indeks Kesehatan, Indeks Pendidikan dan Indeks pendapatan. Dari
hasil perhitungan IPM ini menunjukan bahwa program dan kebijakan pembangunan
yang dilaksanakan selama ini khususnya di
Bidang Pendidikan dan Kesehatan telah berdampak pada tingkat kesejahteraan
masyarakat, seperti yang tergambar pada angka indeks pendapatan yang menunjukan
adanya kenaikan daya beli masyarakat, seperti yang tergambar pada angka Indeks
Pendapatan Manusia tersebut. Selain itu terjadi kenaikan pada indeks pendapatan
yang menunjukan adanya kenaikan daya beli masyarakat, hal ini sejalan dengan
pencapaian pertumbuhan ekonomi.
Tabel 4.6
IPM dan
Angka Harapan Hidup Kabupaten Halmahera Utara
Tahun 2007-2010
Tahun
|
Indeks
Pembangunan
Manusia
(%)
|
Angka
Harapan
Hidup
|
2007
|
66,58
|
64,92
|
2008
|
67,18
|
65,23
|
2009
|
67,57
|
65,55
|
2010
|
67,96
|
65,55
|
Sumber : BPS Kab. Halmahera Utara 2012
d.
Pemberantasan Kemiskinan
Data
angka kemiskinan di Kabupaten Halmahera Utara selama periode tahun 2005-2010
menunjukan kecenderungan menurun. Data BPS menunjukan bahwa kemiskinan pada
tahun 2005 tercatat sebesar 152.564 jiwa (88%) dan berkurang menjadi 21.023
jiwa (12%) pada tahun 2009. Tantangan dalam lima tahun mendatang adalah
menurunkan angka kemiskinan melalui berbagai kebijakan.
Tabel 4.7
Jumlah Penduduk Miskin
Di Kabupaten Halmahera Utara
Tahun
|
Jumlah
Penduduk (Jiwa)
|
Jumlah
Penduduk Miskin
(Jiwa)
|
%
|
2005
2006
2007
2008
2009
2010
|
173.970
178.891
185.782
223.222
179.336
161.121
|
152.564
120.413
92.157
88.843
21.023
17.723*
|
88
67
50
40
12
11
|
Sumber : BPS Kab. Halmahera Utara 2010
Ket : *) angka sementara
3. Kondisi Pelayanan Umum
a. Pendidikan
Konteks
pembangunan pendidikan seutuhnya diarahkan pada upaya pemerataan kesempatan
memperoleh pendidikan pada semua tingkatan pendidikan diseluruh wilayah Kabupaten Halmahera Utara
sekaligus melahirkan sumber daya manusia yang dapat menjawab tuntutan kebutuhan
pasar tenaga kerja baik lokal maupun nasional bahkan internasional.
Tingkat
keberhasilan pendidikan umumnya diukur dengan berbagai indikator, salah satu
diantaranya adalah pada capaian angka partisipasi siswa pada semua jenjang
pendidikan. Angka Partisipasi Kasar (APK) penduduk berusia 7-12 tahun (SD) pada
tahun 2010 adalah sebesar 99,64%, untuk Angka Partisipasi Murni (APM) sebesar
99,40% dan Angka Putus sekolah sebesar %. Sedangkan APK kelompok usia 13-15
tahun (SMP) adalah sebesar 93,25%, untuk Angka Partisipasi Murni (APM) sebesar
99,40% dan Angka Putus Sekolah sebesar %. Dan APK untuk usia 16-18 tahun
(SMA/SMK) sebesar 91,24%, dan
untuk Angka Partisipasi Murni (APM) sebesar 81,15%.
Tabel 4.8
Angka Partisipasi Kasar (APK), Angka Partisipasi Murni (APM)
Kabupaten Halmahera Tahun 2005-2010
Tahun
|
SD
|
SMP
|
SMA/SMK
|
APK
|
APM
|
APK
|
APM
|
APK
|
APM
|
2005
|
93,22
|
95,38
|
86,17
|
83,22
|
82,40
|
74,36
|
2006
|
94,82
|
96,43
|
88,24
|
84,17
|
85,65
|
75,41
|
2007
|
95,40
|
97,38
|
90,15
|
85,35
|
87,24
|
76,85
|
2008
|
97,25
|
98,70
|
91,72
|
86,67
|
89,21
|
78,58
|
2009
|
99,64
|
99,34
|
93,25
|
87,92
|
90,78
|
87,92
|
2010
|
99,64
|
99,40
|
93,25
|
99,40
|
91,24
|
81,15
|
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kab.
Halmahera Utara 2012
Keberhasilan pendidikan umum ditentukan oleh ketersediaan
infrastruktur sarana dan prasarana pendidikan yang ditopang dengan ketersediaan
tenaga kependidikan yang handal disertai tingkat partisipasi berbagai komponen
atau elemen pendukung lainnya secara terintregrasi dalam manajemen pengembangan
kependidikan.
Tabel. 4.9
Jumlah Sarana dan
Prasarana Pendidikan,
Tenaga Pengajar
dan Jumlah Siswa
Kabupaten
Halmahera Utara Tahun 2005-2010
Tahun
|
SD
|
SMP
|
SMU/SMK Sederajat
|
|
Jumlah
SD
|
Jumlah Guru
|
Jumlah
Siswa
|
Jumlah
SMP
|
Jumlah Guru
|
Jumlah
Siswa
|
Jumlah
SMA/SMK
Sederajat
|
Jumlah Guru
|
Jumlah
Siswa
|
|
|
2005
|
176
|
1381
|
22.151
|
30
|
287
|
7.843
|
18
|
245
|
3.021
|
|
2006
|
176
|
1381
|
22.151
|
30
|
287
|
7.843
|
21
|
293
|
3.736
|
|
2007
|
181
|
1432
|
26.491
|
34
|
399
|
8.894
|
21
|
305
|
7.359
|
|
2008
|
183
|
1566
|
26.548
|
34
|
540
|
9.622
|
21
|
405
|
6.197
|
|
2009
|
186
|
1613
|
29.763
|
33
|
629
|
9.496
|
27
|
370
|
7.353
|
|
2010
|
190
|
1711
|
30.088
|
39
|
747
|
10.352
|
30
|
405
|
7.597
|
|
Sumber :
Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kab. Halmahera Utara 2012
Tabel 4.10
Persentase Tingkat Kelulusan
TAHUN
|
TINGKAT CAPAIAN
|
KET
|
SD
|
SMP
|
SMA
|
SMK
|
2006
|
86,22
|
77,9
|
64,04
|
46,38
|
|
2007
|
87,35
|
65,41
|
86,52
|
88,54
|
|
2008
|
99,35
|
94,45
|
93,54
|
96,29
|
|
2009
|
100
|
94,04
|
98,34
|
66,22
|
|
2010
|
99,99
|
84,66
|
62,25
|
70,61
|
|
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda
dan Olahraga Kab. Halmahera Utara 2012
Persebaran
jumlah sekolah SD di Kabupaten Halmahera Utara sampai dengan tahun 2010
sebanyak 190 unit (131 Negeri dan 59 Swasta). Sementara tenaga pengajar SD
sebanyak 1711 orang (1.284 PNS dan 427 Non PNS), sedangkan jumlah siswa 30.088
orang. Rasio guru terhadap murid sebesar 0,05% artinya setiap guru melayani
17-18 orang murid.
Pada
jenjang pendidikan SMP, pada tahun 2010 gedung sekolah yang terbangun sebanyak
39 unit (22 Negeri dan 17 Swasta). Jumlah guru sebanyak 747 orang (604 PNS dan
143 Non PNS), sedangkan jumlah siswa sebanyak 10.352 orang. Rasio guru terhadap
murid 0,07% atau 13-14 siswa dilayani oleh seorang guru.
Untuk
jenjang pendidikan SMA dan SMK, pada tahun 2010 bangunan sekolah yang tersedia
sebanyak 30 unit (6 Negeri dan 24 Swasta), jumlah guru sebanyak 405 orang (335
PNS dan 70 Non PNS), sedangkan jumlah siswa sebanyak 7.597 orang. Rasio guru
terhadap murid yakni 1 guru melayani 18-19 murid.
b. Kesehatan
Penyediaan layanan kesehatan yang terjangkau dan bermutu merupakan salah
satu upaya meningkatkan mutu sumber daya manusia, mengatasi kemiskinan dan
membangun pondasi pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.
Pencapaian program peningkatan derajat kesehatan di Kabupaten Halmahera
Utara juga belum maksimal terlihat dari beberapa indikator program misalnya
pada tahun 2005 angka kematian ibu 9 dari 4.549 ibu hamil dan angka kematian
bayi sebesar 47 bayi dari 3.623 kelahiran. Jika dilihat dari jumlah kematian
masih tinggi, hal ini disebabkan karena pengetahuan ibu tentang ibu hamil belum
maksimal dan lebih suka melakukan pemeriksanaan kehamilan kepada dukun bayi dan
lebih banyak yang meninggal dunia. Ibu hamil yang mengalami kerentaan tersebut,
seringkali lambat dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih baik karena tempat
tinggalnya berada di luar Kabupaten Halmahera Utara. Pada tahun 2006 angka
kematian ibu jumlahnya 7 dari 5.415 ibu hamil, angka kematian bayi sebesar 42
bayi dari 3.392 kelahiran hidup. Tahun 2007 cenderung menurun yakni angka
kematian ibu jumlahnya 7 dari 5.519 ibu hamil, angka kematian bayi 41 dari 3.428
kelahiran hidup. Tahun 2008, angka kematian ibu jumlahnya 3 dari 5.317 ibu
hamil, angka kematian bayi 52 dari 1.009 kelahiran hidup. Tahun 2009, angka
kematian ibu hamil menurun menjadi 5 ibu hamil dari 5.366 ibu hamil, angka
kematian bayi 48 dari 840 orang kelahiran hidup. Tahun 2010, angka kematian ibu
hamil menurun menjadi 4 ibu hamil dari 3.375 ibu hamil, angka kematian bayi 22
dari 3.309 orang kelahiran hidup.
Tabel 4.11
Persalinan, Angka
Kematian Bumil
dan Angka Kematian Bayi
Tahun
|
Jumlah
Ibu Hamil
|
Jumlah Kematian
Ibu Melahirkan
|
Prosentase
Kematian Bumil
|
Jumlah Kelahiran Bayi
|
Jumlah Kematian
Bayi
|
Prosentase
Kematian Bayi
|
2005
|
4589
|
9
|
0,20%
|
3623
|
47
|
1,30%
|
2006
|
5415
|
7
|
0,13%
|
3392
|
42
|
1,24%
|
2007
|
5519
|
7
|
0,13%
|
3428
|
41
|
1,20%
|
2008
|
5317
|
3
|
0,06%
|
1009
|
52
|
5,15%
|
2009
|
5366
|
5
|
0,09%
|
8040
|
48
|
0,60%
|
2010
|
3375
|
4
|
0,12%
|
3309
|
22
|
0,66%
|
Sumber :
Dinas Kesehatan Kab. Halmahera Utara
2012
Begitupula
pada angka kesakitan pada tahun 2005 akibat ISPA 17.570 orang, malaria klinis
sebesar 9.517 orang, positif malaria 708 orang, DBD tidak ditemukan, sedangkan
HIV/AIDS belum ditemukan dan Gizi buruk 18 orang. Penderita ISPA pada tahun
2006-2008 mengalami kenaikan yaitu tahun 2006 dengan angka 21.376 orang, tahun
2007 dengan angka 2.484 orang dan di tahun 2008 mengalami penurunan menjadi
20.867 orang dan terus menurun sampai di tahun 2009-2010 yaitu 18.415 dan
16.959 orang. Penderita malaria klinis cenderung menurun pada tahun 2006 yakni
6.783 orang, tahun 2007 naik lagi menjadi 11.289 orang, tahun 2008 menurun
drastis hingga mencapai angka 5.823 orang, tahun 2009 turun menjadi 2.836 orang
dan pada tahun 2010 mengalami kenaikan menjadi 4.693 orang. Sama halnya dengan
penderita positif malaria yang menunjukan gejala penurunan tahun 2006 yakni 382
orang, tahun 2007 mengalami peningkatan 2.193 orang, tahun 2008 terjadi
penurunan menjadi 986 orang, tahun 2009 naik menjadi 1.387 tetapi kemudian
menurun lagi di tahun 2010 menjadi 1.196 orang. Penderita DBD untuk tahun
2005-2007 tidak ditemukan angka kesakitan, nanti di tahun 2008 tercatat 23
orang penderita kemudian meningkat di tahun 2009 menjadi 29 orang dan tahun
2010 mengalami peningkatan yang cukup tinggi yakni sebanyak 194 orang. Gejala
mengejutkan terdapat pada tahun 2010 yakni penderita HIV/AIDS sebanyak 6 orang.
Penderita penyakit malaria dan DBD masih tinggi karena kepedulian masyarakat
tentang lingkungan masih rendah begitu pula dengan perilaku hidup bersih dan
sehat belum dipahami secara utuh.
Penderita
gizi buruk pada tahun 2005 masih tinggi karena pengetahuan tentang gizi dan
perkembangan anak belum maksimal, ditambah lagi dengan tingkat pendapatan
masyarakat yang masih rendah sehingga mempengaruhi kualitas dan perkembangan
anak. Untuk tahun 2006 terdapat 5 orang yang mangalami gizi buruk, tahun 2007
tercatat 4 orang yang mengalami gizi buruk, tahun 2008 mengalami kenaikan
menjadi 11 orang penderita dan turun lagi di tahun 2009-2010 yaitu menjadi 5
dan 3 orang, hal ini mengindikasikan bahwa pengetahuan tentang gizi dan
perkembangan anak sudah semakin membaik.
Tabel 4.12
Angka
Kesakitan
Di Kab.
Halmahera Utara
Tahun
|
ISPA
|
Malaria Klinis
|
Positif Malaria
|
DBD
|
HIV/AIDS
|
Gizi Buruk
|
2005
|
-
|
9517
|
708
|
-
|
-
|
18
|
2006
|
21376
|
6783
|
382
|
-
|
-
|
5
|
2007
|
25484
|
11289
|
2193
|
-
|
-
|
4
|
2008
|
20867
|
5823
|
986
|
23
|
-
|
11
|
2009
|
18415
|
2836
|
1387
|
29
|
-
|
5
|
2010
|
16959
|
4693
|
1196
|
194
|
6
|
3
|
Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Halmahera Utara
2012
Kondisi Kabupaten Halmahera Utara
pada awal pembentukan kabupaten, baru saja selesai dilanda kerusuhan horizontal
dimana pada saat itu infrastruktur di Kabupaten Halmahera Utara sebagian mengalami
kerusakan. Sarana pelayanan kesehatan masih terbatas sehingga akses masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan juga mengalami keterbatasan. Pada tahun 2010
jumlah sarana pelayanan kesehatan yakni Puskesmas sebanyak 14 unit (rawat jalan
12 unit, rawat inap 2 unit), Puskesmas Pembantu 49 Unit, Polindes 22 Unit dan
Pusling 105 Unit.
Jumlah
sarana dan prasarana kesehatan yang tersedia belum menjangkau semua masyarakat
di Kabupaten Halmahera Utara yang tersebar di beberapa kecamatan. Ini
disebabkan karena dana pemerintah untuk membangun sarana dan prasarana relatif
masih terbatas, sehingga pembangunan sarana dan prasarana kesehatan belum
menjangkau seluruh masyarakat Kabupaten Halmahera Utara. Fasilitas kesehatan
Puskesmas selama tahun 2005-2010 mengalami peningkatan yaitu dari 10 Unit
menjadi 14 Unit, Puskesmas Pembantu (PUSTU) juga meningkat pada tahun 2005-2010
dari 31 PUSTU menjadi 49 PUSTU, Polindes juga mengalami peningkatan pada tahun
2005-2010 dari 18 unit menjadi 22 unit dan Pusling cenderung naik dari 90
pusling tahun 2005 menjadi 105 di tahun 2010.
Tabel 4.13
Jumlah
Sarana dan Prasarana Kesehatan
Di Kab.
Halmahera Utara
Tahun
|
Rumah
Sakit
|
Puskesmas
|
Puskesmas Pembantu
|
Polindes
|
Pusling
|
Rawat Jalan
|
Rawat Inap
|
2005
|
3
|
8
|
2
|
31
|
18
|
90
|
2006
|
3
|
8
|
2
|
37
|
18
|
90
|
2007
|
4
|
7
|
3
|
39
|
20
|
125
|
2008
|
4
|
9
|
3
|
40
|
22
|
125
|
2009
|
4
|
12
|
2
|
49
|
22
|
105
|
2010
|
5
|
15
|
2
|
49
|
22
|
105
|
Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Halmahera Utara
2012
Bagi
pedagang farmasi, toko obat dan apotek cenderung meningkat. Toko obat di
Kabupaten Halmahera Utara berjumlah 8 toko obat (tahun 2006), 10 toko obat
(tahun 2007), 13 toko obat (tahun 2008), 11 toko obat (tahun 2009) dan 9 toko
obat (tahun 2010), sedangkan untuk apotek sebanyak 4 apotek (tahun 2005-2006),
5 apotek (2007), 6 apotek (2008-2009) dan 7 apotek (tahun 2010). Pada tahun
2005-2008 belum terdapat pedagang farmasi di Kabupaten Halmahera Utara, baru
pada tahun 2009-2010 hanya terdapat 1 pedagang farmasi.